Kisah seorang suami yang ingin membahagiakan istri nya...
Gambar facebok
Oleh rohman
Dulu, pas awal awal nikah pernah suatu ketika saya iseng bertanya kepada istri begini "Apa yang membuatmu bahagia?". Lalu dia jawab "Saya ingin perhiasan yang ku lihat di toko emas kemarin". Mendengar jawabannya langsung dahi ini mengkerut plus dada ini deg degan. Bagaimana tidak, saat itu memang keuangan masih belum baik, eh si dia malah minta beli perhiasan yang harganya lumayan bikin nggreges badan.
Namun, benak ini berkata "ah, kenapa saya tidak membelikannya saja? Bukankah dalam akad nikah lalu saya berjanji untuk membahagiakan dia?. Sebenarnya sih uang ada untuk beli itu, tapi kalo sampai kebeli itu barang, nanti biaya hidup gimana? Untuk kebutuhan yang lainnya gimana?". Terjadilah konflik batin.
Dan keesokan harinya, saya ngomong ke istri "Yuk kita ke toko emas". Istri saya jawab "Mau ngapain?" Saya bilang lagi "Loh, katanya pengen emas yang itu? Ayo sekarang kita beli". Dia jawab "Serius nih?"
Singkat cerita berangkatlah kita ke toko emas. Dan membelikannya perhiasan yang sudah jadi incarannya itu, padahal harganya menguras isi dompet.
Melihat raut wajahnya yang senyam senyum sendiri ketika menggunakannya lalu tiba-tiba dia berkata "Emang uangnya masih ada buat besok- besok?. "Ah Tenang aja". Begitu jawabku dengan pede.
Keesokan harinya, pagi-pagi sehabis sarapan ada telpon masuk, ku angkat lalu di suara telpon bunyinya begini "Selamat pagi pak Arya, kita deal tanggal sekian ya fix untuk 70 orang". Saya masih agak sedikit plonga - plong dan bingung, ternyata yang telfon itu adalah salah seorang menejer perusahaan yang dulu sempet pernah meminta saya untuk mengisi training karyawannya.
Sebelumnya sih saya memang pernah dihubungi orang tersebut untuk meminta mengisi training korporat, tapi itu belum pernah deal. Lha kok tau tau ini ditelfon malah deal, aneh..! Lalu si menejer bilang "Pak, nanti saya transfer Dp nya ya? ". Beberapa saat kemudian dia konfirmasi bahwa beliau sudah transfer. Saya cek, waoww nominalnya gede banget. Asli kaget saya. Dp nya saja segitu, lah terus di bayar berapa gue..?? Ini diluar dugaan karena Dp nya saja melebihi tarif yang biasa saya tetapkan.. Alhamdulillah.. Diterima saja.
Setelah beres semua pekerjaan saya di beri sebuah amplop. "Ini pak Arya sisanya, terimakasih atas training yang bapak berikan, luar biasa kita puas. Insya Allah nanti kita tetap bisa bekerja sama" begitu kata sang menejer sambil menyerahkan sebuah amplop. Tadinya gak sempat saya cek karena capek banget dan langsung pulang.
Dan sesampainya di rumah saya buka itu amplop. Waoww.. Saya kaget untuk yang kedua kalinya. Ini gede banget, saya dibayar dengan fee yang sangat gede, 10x lipat dari harga perhiasan yang tadi.
Setelah kejadian itu, saya mikir kok bisa terjadi seperti itu ya?. Namun terjawab sudah.. Dan saya makin 'ngeh' ternyata membahagiakan pasangan itu melipatgandakan rejeki. Dan entah mengapa sejak saat itu pula saya sering royal dengan istri dan keluarga terdekat.
Apapun yang mereka mau saya upayakan. Untuk apa? Tidak ada kata lain selain untuk membahagiakan mereka. Yang bikin emejing itu, bukannya uang habis tapi uang makin nambah, nambah dan terus nambaaaah.. Dan ini selalu terbukti.!
Tapi sayangnya, hal ini gak banyak orang yang percaya. Dikiranya ini cuma cerita motivasi biasa.. Hahahaha.. Justru betapa banyak saya melihat seorang suami terlalu perhitungan dengan istrinya, apalagi dengan keluarga sekitarnya.
Maaf, bukannya menyindir para suami lho ya.. ini fakta... (Fakta yang amat pahit di terima). Yang lebih aneh,ada sebuah fenomena dimana saat ini banyak orang yang hobinya sedekah gila gilaan hingga kemana-mana, tapi keluarga dekatnya di cuekin, bapak ibunya gak di nafkahin, mertuanya gak di santunin, adek adeknya, dan saudara lainnya di cuekin. Giliran kalo orangtuanya sakit sakitan dan mau mati baru di deketin (biar kebagian warisan).
Oleh rohman
Dulu, pas awal awal nikah pernah suatu ketika saya iseng bertanya kepada istri begini "Apa yang membuatmu bahagia?". Lalu dia jawab "Saya ingin perhiasan yang ku lihat di toko emas kemarin". Mendengar jawabannya langsung dahi ini mengkerut plus dada ini deg degan. Bagaimana tidak, saat itu memang keuangan masih belum baik, eh si dia malah minta beli perhiasan yang harganya lumayan bikin nggreges badan.
Namun, benak ini berkata "ah, kenapa saya tidak membelikannya saja? Bukankah dalam akad nikah lalu saya berjanji untuk membahagiakan dia?. Sebenarnya sih uang ada untuk beli itu, tapi kalo sampai kebeli itu barang, nanti biaya hidup gimana? Untuk kebutuhan yang lainnya gimana?". Terjadilah konflik batin.
Dan keesokan harinya, saya ngomong ke istri "Yuk kita ke toko emas". Istri saya jawab "Mau ngapain?" Saya bilang lagi "Loh, katanya pengen emas yang itu? Ayo sekarang kita beli". Dia jawab "Serius nih?"
Singkat cerita berangkatlah kita ke toko emas. Dan membelikannya perhiasan yang sudah jadi incarannya itu, padahal harganya menguras isi dompet.
Melihat raut wajahnya yang senyam senyum sendiri ketika menggunakannya lalu tiba-tiba dia berkata "Emang uangnya masih ada buat besok- besok?. "Ah Tenang aja". Begitu jawabku dengan pede.
Keesokan harinya, pagi-pagi sehabis sarapan ada telpon masuk, ku angkat lalu di suara telpon bunyinya begini "Selamat pagi pak Arya, kita deal tanggal sekian ya fix untuk 70 orang". Saya masih agak sedikit plonga - plong dan bingung, ternyata yang telfon itu adalah salah seorang menejer perusahaan yang dulu sempet pernah meminta saya untuk mengisi training karyawannya.
Sebelumnya sih saya memang pernah dihubungi orang tersebut untuk meminta mengisi training korporat, tapi itu belum pernah deal. Lha kok tau tau ini ditelfon malah deal, aneh..! Lalu si menejer bilang "Pak, nanti saya transfer Dp nya ya? ". Beberapa saat kemudian dia konfirmasi bahwa beliau sudah transfer. Saya cek, waoww nominalnya gede banget. Asli kaget saya. Dp nya saja segitu, lah terus di bayar berapa gue..?? Ini diluar dugaan karena Dp nya saja melebihi tarif yang biasa saya tetapkan.. Alhamdulillah.. Diterima saja.
Setelah beres semua pekerjaan saya di beri sebuah amplop. "Ini pak Arya sisanya, terimakasih atas training yang bapak berikan, luar biasa kita puas. Insya Allah nanti kita tetap bisa bekerja sama" begitu kata sang menejer sambil menyerahkan sebuah amplop. Tadinya gak sempat saya cek karena capek banget dan langsung pulang.
Dan sesampainya di rumah saya buka itu amplop. Waoww.. Saya kaget untuk yang kedua kalinya. Ini gede banget, saya dibayar dengan fee yang sangat gede, 10x lipat dari harga perhiasan yang tadi.
Setelah kejadian itu, saya mikir kok bisa terjadi seperti itu ya?. Namun terjawab sudah.. Dan saya makin 'ngeh' ternyata membahagiakan pasangan itu melipatgandakan rejeki. Dan entah mengapa sejak saat itu pula saya sering royal dengan istri dan keluarga terdekat.
Apapun yang mereka mau saya upayakan. Untuk apa? Tidak ada kata lain selain untuk membahagiakan mereka. Yang bikin emejing itu, bukannya uang habis tapi uang makin nambah, nambah dan terus nambaaaah.. Dan ini selalu terbukti.!
Tapi sayangnya, hal ini gak banyak orang yang percaya. Dikiranya ini cuma cerita motivasi biasa.. Hahahaha.. Justru betapa banyak saya melihat seorang suami terlalu perhitungan dengan istrinya, apalagi dengan keluarga sekitarnya.
Maaf, bukannya menyindir para suami lho ya.. ini fakta... (Fakta yang amat pahit di terima). Yang lebih aneh,ada sebuah fenomena dimana saat ini banyak orang yang hobinya sedekah gila gilaan hingga kemana-mana, tapi keluarga dekatnya di cuekin, bapak ibunya gak di nafkahin, mertuanya gak di santunin, adek adeknya, dan saudara lainnya di cuekin. Giliran kalo orangtuanya sakit sakitan dan mau mati baru di deketin (biar kebagian warisan).
No comments: